Dalam salah satu wasiatnya sebagaimana dinukil oleh
Syikh Nawawi Al-Bantani dalam Nashaihul Ibad, Sayyidul Auliya Syaikh
Abdul Qadir al-Jailani pernah berpendapat bahwa tipe manusia dapat dibagi dalam
empat kelompok besar:
Pertama, رَجُلٌ لاَ لِسَانَ لَهُ وَلاَ قَلْبَ وَهُوَ العَاصِى
العَبِيّ yaitu kelompok manusia yang tidak berlidah dan tidak berhati merekalah para
pendurhaka kepada Allah. Maka janganlah kita sampai tergolong seperti mereka,
apalagi berteman dengannya. Karena merekalah penghuni sah neraka.
Kedua, رَجُلٌ لَهُ لِسَانٌ بِلاَ قَلْبٍ فَيَنْطِقُ بِالْحِكْمَةِ وَلَايَعْمَلُ
بِهَا يَدْعٌو النَّاسَ اِلَى
اللهِ تَعَالىَ وَهُوَ يَفِرّ مِنْهٌ yaitu golongan yang memiliki lisan tetapi tidak
berhati. Mereka berbicara dengan manisnya hikmah namun tidak mengamalkannya.
Bahkan mereka mengajak orang-orang untuk menuju Allah swt. Tetapi mereka
sendiri malah menjauhkan diri dari-Nya. Kepada mereka Syaikh Abdul Qadir
mewanti-wanti kepada jangan sampai terbujuk keindahan rangakaian katanya yang dapat
membakar mu bahkan dapat pula kebusukan hatinya membunuhmu.
Ketiga, رَجُلٌ لَهُ قَلْبٌ بِلَا لِسَانٍ وَهٌوَ مُؤْمِنٌ سَتَرَهُ اللهُ تَعَالَى
عَنْ خَلْقِهِ وَبَصَرِهِ
بِعُيُوْبِ نَفْسِهِ وِنَوَّرَ قَلْبَهُ وعَرَّفَهُ غَوَائِلَ مُخَالَطَةِ النَّاسِ وَشُؤْمِ الكَلاَمِ وَهُوَ وَلِيُّ
اللهِ تعالى مَحْفُوْظٌ فى
سِتْرِ الله تعالى yaitu kelompok memiliki hati
tetapi tidak berlisan, merekalah orang mukmin yang disembunyikan Allah swt dari
orang lain, serta Allah jaga matanya dengan perasaan hina akan dirinya sendiri.
Kepada hati kelompok inilah Allah memberikan cahaya, sehingga mereka mengerti
dampak bergumul (terusmenerus) dengan sesama manusia serta bahayanya banyak
bicara. Mereka inilah kekasih (wali) Allah swt yang senantiasa disembunyikan
Allah (dari khalayak ramai).
Keempat, رَجُلٌ تَعَلَّمَ وَعَلَّمَ وَعَمِلَ بِعِلْمِهِ وَهُوَ الْعَالِمُ بِالله
تعالى وايَاتِه اسْتَوْدَعَ
اللهُ قَلْبَهُ غَرَائِبَ عِلْمِهِ وَشَرّحَ صَدْرَه لِقَبُوْلِ الْعُلُوْم yaitu orang-orang yang belajar dan mengajar dan beramal
dengan ilmunya itulah orang-orang yang mengerti kebesaran Allah. Oleh karena
itulah menitipkan dalam hati mereka berbagai ilmu dan pengetahuan dan juga
Allah lapangkan dadanya guna menerima titipan-titpan pengetahuan tersebut.
No comments:
Post a Comment